Langsung ke konten utama

Sumbangsihku untuk Indonesia

“Pemuda Hari Ini Pemimpin Masa Depan”
Kutipan pepatah berikut menjelaskan bahwa, generasi muda adalah masa depan bangsa. Akan bagaimana bangsa kelak tergantung dari generasi mudanya saat ini. Bagaimana bangsa ini akan maju jika moral generasi mudanya hancur,rasa nasionalisme yang sudah memudar bahkan bersikap apatis. Jika generasi mudanya saja sekarang seperti ini lalu akan seperti apa generasi berikutnya di masa depan? Dan akan bagaimana nasib bangsa ini?

Jadi kita sebagai generasi muda harus memupuk rasa nasionalisme sedini mungkin dari hal yang sederhana saja misalnya bangga menggunakan bahasa Indonesia dan bangga menggunakan produk -produk Indonesia yang sangat beragam, dan mengamalkan pancasila di kehidupan sehari-hari seperti bersikap toleransi terhadap umat beragama lainnya yang tidak seagama dengan kita. Saling tolong menolong tanpa membedakan Ras, Suku dan Agama. Dan membiasakan bersikap jujur dan tidak terpengaruh efek negatif dari globalisasi yang membuat gnerasi muda indonesia meniru budaya barat yang tidak sesuai dengan pancasila dan norma yang berlaku.

Lalu kontribusi apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa ini?  Yaa aku sendiri belum melakukan kontribusi yang besar saat ini untuk indonesia tapi tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti aku bisa membanggakan indonesia di kancah internasional dengan karyaku yang entah apa itu aku juga belum tahu, tidak ada salahnya kan bermimpi asalkan kita mampu mencapai mimpi kita dengan usaha. Ya butuh usaha yang keras untuk mimpi ku yang satu ini tapi kita bisa memulainya dari hal yang kecil bukan?  Contohnya berpartisipasi dalam perlombaan di bidang akamedis, olahraga, teknologi bahkan seni yang bisa jadi mengharumkan bangsa Indonesia.

Banyak  anak bangsa yang berprestasi  di kancah internasional contohnya Kartika Jahja dan Dwi Handayani Syah Putri 2 anak Indonesia yabg berhasil masuk dalam 100 wanita berpengaruh di dunia, Aditya Bagus Arfan pecatur cilik peraih gelar Asian Master dan masih banyak lagi. Lalu sumbangsihku untuk Indonesia adalah belajar dengan tekun dan rajin, karena untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan generasi yang berpendidikan,bermoral dan ber akhlak mulia. Untuk membangun bangsa yang lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Judul Buku : Kutinggalkan Dia Karena DIA Pengarang : Dije & U. Rumaisha Penerbit     : Wahyu Qolbu Tahun Terbit: 2015 Halaman       : 252    Buku ini terdiri dari kumpulan  cerpen, membahas problematika percintaan yang di jadikan sebuah buku motivasi bagi para pembaca terutama bagi para remaja yang sedang dilanda virus merah jambu. Buku ini tidak menggurui, namun memberikan pelajaran yang begitu berarti yang dapat kita ambil hikmah dari setiap kisahnya.      Kisah dalam buku ini pun kisah nyata yang banyak terjadi di kalangan anak muda yang sedang di mabuk Asmara dan di butakan oleh Cinta yang berujung malapetaka. Buku ini menjelaskan bahwa bahaya nya pacaran dan bagaimana hukumnya dalam islam. Bahwa sebetulnya islam memang tidak mengenal yang namanya pacaran tetapi Ta'aruf ,itu pun bagi mereka yang sudah mantap menuju pelaminan.       Mengapa remaja saat ini malu dengan kenyataan dirinya yang jomblo atau tidak mempunyai pasangan? Apakah menjadi jomblo itu sangat aib

Review Novel Critical Eleven by Ika Natassa

Judul Buku: Critical Eleven Penulis: Ika Natassa Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2015 No. ISBN: 978-602-03-1892-9 Tebal: 344 halaman Sinopsis: Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah  critical eleven , sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah  take off  dan delapan menit sebelum  landing—karena  secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu.  It's when the aircraft is most vulnerable to any danger. In a way, it's kinda the same with meeting people.  Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan. Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebe